Langsung ke konten utama

Cerita Gudeg Mbah Lindu Yang Bikin Rindu, kota Jogja

 Cerita Gudeg Mbah Lindu Yang Bikin Rindu, kota Jogja.

Gudeg menjadi makanan khas Jogja, banyak sekali kedai panganan gudeg yang berjajar di sepanjang kota. Namun, satu yang tidak boleh terlewat sama sekali saat kita liburan do jogja yakni, Gudeg Mbah Lindu yang legendaris. Cita rasa dari gudeg krecek, suwir, dan juga bubur gudegnya selalu membuat para penikmatnya datang lagi dan lagi.

Nah, menurut cerita yang beredar, kedai sederhana ini sudah ada sejak zaman kolonial. Rasa dan aromanya pun tak berubah meski saat ini tidak lagi dijaga oleh Mbah Lindu sebagai pemilik aslinya. Membahas tentang kuliner enak Jogja yang satu ini memang selalu menarik. karena Mbah Lindu sudah Meninggal, Begini Perjalanan Gudeg Legendarisnya di Yogyakarta ini.

Penjual gudeg legendaris pemilik nama lengkap Biyem Setyo Utomo tersebut meninggal dunia pada usia 100 tahun. Meninggal dunia pada Minggu (12/7/2020) sekitar pukul 18.00 WIB. Kabar ini membawa duka khusus nya para pecinta kuliner gudeg mbah lindu.

Banyak pihak mengatakan bahwa Mbah Lindu adalah penjual gudeg tertua di Yogyakarta. Mbah Lindu bahkan tak ingat pasti sudah berapa lama jualan gudeg. Namun, Mbah Lindu ingat betul bahwa ia berjualan sebelum memiliki suami, saat zaman kolonial.

Dulu, ia harus berjalan kaki dari rumahnya di kawasan Klebengan menuju Sosrowijayan, tempat jualan gudeg, mulai pukul 04.00 WIB. Kalau dilihat pada peta, jarak dua wilayah tersebut lebih kurang 5 kilometer. Ya, dari dulu hingga kedai Gudeg Mbah Lindu yang selalu ramai pengunjung ini berada di Jalan Sosrowijayan, tepatnya di pos depan Hotel Grage Ramayana. Berjarak kira-kira 300 meter saja dari Jalan Malioboro. Gudeg Mbah Lindu buka mulai pukul 05.00 sampai 10.00 WIB, tetapi tak jarang sebelum itu pun sudah banyak lauk gudeg yang habis. Sebelumnya, Mbah Lindu berjualan dengan anaknya bernama Ratiyah. Namun, sejak sekitar 2-3 tahun belakangan Mbah Lindu sudah tidak ikut jualan, hanya Ratiyah.

Masih menggunakan cara masak tradisional dan alat apaadanya Gudeg Mbah Lindu dimasak secara tradisional, di atas tungku kayu bakar. Masakan yang sudah matang, termasuk gudeg, dibiarkan semalaman supaya makin tanak dan bumbu lebih meresap. Lauk Gudeg Mbah Lindu adalah sambal goreng krecek, ayam kampung, dan telur bacem. Kamu bisa memilih gudeg pakai nasi atau bubur. Pencinta kuliner pedas tak perlu khawatir karena Gudeg Mbah Lindu ditaburi cabai rawit hijau. 

Begitu legendaris dan terkenalnya Gudeg Mbah Lindu, sampai-sampai Netflix pun mendokumentasikan perjalanan kuliner khas Yogyakarta ini pada 2019 dalam serial berjudul Street Food  Asia.

Selamat jalan pejuang/pahlawan kuliner Indonesia Mbah Lindu, seperti layaknya Gudeg Jogja, mbah lindu juga pantas di sebut warisan budaya Negeri ini.




2020 @ www.anakdolan.com Bangga Mencintai Negeri ini INDONESIA. Dan Buanglah Sampah pada tempatnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Lumping, Kesenian Unik Dari Tanah Jawa.

Kuda lumping merupakan salah satu kesenian yang berasal dari tanah Jawa. Pergelaran yang terdiri dari 4 fragmen tarian ini terasa menyeramkan bagi sebagian orang, tetapi merupakan salah satu kesenian yang cukup unik di Indonesia. Belum tercatat secara jelas asal-usulnya Kuda lumping dikenal juga dengan nama jaran kepang. Kesenian ini memperagakan sekelompok penari sedang menunggang kuda. Kuda yang digunakan bukanlah kuda asli, melainkan kuda buatan yang dibuat dari anyaman bambu yang disebut kepang. Anyaman ini dibuat sedemikian rupa, dihias dengan aneka kain serta warna, sehingga membentuk seekor kuda. Para penari yang menunggang kuda ini memerankan tokoh  prajurit. Sayangnya, belum ada asal-usul yang jelas mengenai tarian kuda lumping, bahkan kapan pertama kali kuda lumping diperagakan pun tidak tercatat. Pada 2012 yang lalu, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu, Bapak Mohammad Nuh mengatakan bahwa hal ini sangat disayangkan. Tidak tercatatnya kuda

Makna Gebogan dalam Tradisi Hindu di Bali.

Saat kamu berkunjung ke Bali  pasti kamu pernah melihat perempuan Bali yang membawa buah-buahan di atas kepalanya? Ya, itu adalah gebogan. Gebongan atau biasa juga disebut dengan Pajegan adalah suatu bentuk persembahan berupa susunan dan rangkaian buah buahan, jajanan dan bunga yang dikreasikan oleh umat Hindu di Bali. Jenis buah dan jajanan biasanya berinovasi mengikuti perkembangan zaman, jadi apa yang kita makan itulah yang kita persembahkan.       Makna atau filosofi banten gebogan juga terlihat dari bentuknya yang menjulang seperti gunung, makin ke atas makin mengerucut (lancip), dan di atasnya juga diletakkan canang dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti ke hadapan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Gebogan biasanya diusung oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura saat upacara piodalan atau upacara dewa yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa U

Berebut 1000 anak tangga Bromo dan mengenal Alam indah nya Budaya Bromo.

@anakdolan Gunung bromo adalah salah satu gunung yang berada di Jawa Timur. Gunung bromo tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja melainkan juga sudah menjadi agenda kunjungan wisata bagi masyarakat dunia. Gunung bromo tidak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena pemandangannya yang begitu menakjubkan nan eksotis. Bahkan wisatawan sengaja tinggal untuk beberapa hari disana karena merasa betah akan keelokan alamnya dan keramahan serta budaya masyarakatnya. Tapi yang bikin seru di tempat ini, pada saat liburan gunung Bromo menjadi ramai pengunjung yang bikin unik macetnya anak tangga gunung ini  1000 anak tangga di kawah gunung bromo ini menjadi Ritual kebiasaan untuk melihat indahnya kawah gunung Bromo. Hal seperti ini hampir setiap hari terjadi gmna tidak anak tangga ini jalan satu2 nya untuk menuju kawah gunung bromo disamping itu banyak orang tua atau lanjut umur kuat naik ke kawah bromo tersebut.Seru!! kan