Terletak di selatan kota Yogyakarta, sekitar empat kilo menuju arah selatan, ada pabrik gula tertua pabrik gula Madukismo yang merupakan penghasil gula pasir kualitas terbaik masih berdiri kokoh. Ini adalah satu-satunya pabrik gula yang ada di Yogyakarta.
Pabrik ini terlahir pada 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Setelah delapan tahun beroperasi, Presiden Soekarno pun meresmikan pabrik gula ini. Setahun setelah diresmikan, pabrik ini baru dapat memproduksi spritus. Hingga kini, Madukismo masih menghasilkan gula dan spiritus.
Dalam setahun, pabrik ini hanya berproduksi selama enam bulan, mulai Mei hingga Oktober. Menariknya, sebelum memulai giling (produksi), pabrik Madukismo memiliki tradisi yang unik, yakni kirab manten tebu. Ritus ini merupakan tradisi yang diwariskan sejak Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dalam prosesi, banyak dijumpai ratusan sesaji berupa tumpeng, jenang, dan ingkung. Ada juga kepala kerbau dan sapi yang nanti akan ditanam di mesin penggilingan. Ritus ini bertujuan menyambut musim giling agar diberikan keselamatan dan menghasilkan gula yang melimpah ruah dengan kualitas baik. Para pekerja yang nantinya akan bekerja di pabrik juga diharapkan selamat dalam bekerja.
Prosesi manten tebu dimulai dari arak-arakan, dengan jalur mengitari pabrik. Arak-arakan ini juga diramaikan kelompok seni desa setempat dan beberapa prajurit dari Keraton Yogyakarta. Setelah itu, dilakukan prosesi ijab-abul antara tebu Kyai Tumpak dan Nyai Kasih, bertempat di masjid setempat. Prosesi terakhir adalah menanam sesaji kepala sapi dan kerbau ke tempat penggilingan tebu yang sebelumnya didoakan oleh para sesepuh.
2019 @ www.anakdolan.com Bangga Mencintai Negeri ini INDONESIA. Dan Buanglah Sampah pada tempatnya! Follow ig Anak Dolan ( @anakdolan )
Pabrik ini terlahir pada 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Setelah delapan tahun beroperasi, Presiden Soekarno pun meresmikan pabrik gula ini. Setahun setelah diresmikan, pabrik ini baru dapat memproduksi spritus. Hingga kini, Madukismo masih menghasilkan gula dan spiritus.
Dalam setahun, pabrik ini hanya berproduksi selama enam bulan, mulai Mei hingga Oktober. Menariknya, sebelum memulai giling (produksi), pabrik Madukismo memiliki tradisi yang unik, yakni kirab manten tebu. Ritus ini merupakan tradisi yang diwariskan sejak Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dalam prosesi, banyak dijumpai ratusan sesaji berupa tumpeng, jenang, dan ingkung. Ada juga kepala kerbau dan sapi yang nanti akan ditanam di mesin penggilingan. Ritus ini bertujuan menyambut musim giling agar diberikan keselamatan dan menghasilkan gula yang melimpah ruah dengan kualitas baik. Para pekerja yang nantinya akan bekerja di pabrik juga diharapkan selamat dalam bekerja.
Prosesi manten tebu dimulai dari arak-arakan, dengan jalur mengitari pabrik. Arak-arakan ini juga diramaikan kelompok seni desa setempat dan beberapa prajurit dari Keraton Yogyakarta. Setelah itu, dilakukan prosesi ijab-abul antara tebu Kyai Tumpak dan Nyai Kasih, bertempat di masjid setempat. Prosesi terakhir adalah menanam sesaji kepala sapi dan kerbau ke tempat penggilingan tebu yang sebelumnya didoakan oleh para sesepuh.
2019 @ www.anakdolan.com Bangga Mencintai Negeri ini INDONESIA. Dan Buanglah Sampah pada tempatnya! Follow ig Anak Dolan ( @anakdolan )
Komentar
Posting Komentar