Langsung ke konten utama

Masjid Jami Al Makmur, Cahaya di Tengah Bisingnya Kota Jakarta



Tahukah Anda, Masjid Jami Cikini Al Makmur di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat? Masjid itu merupakan kepunyaan Raden Saleh Sjarif Boestaman atau dikenal sebagai “Pangeran Hitam.” Masjid Jami Cikini Al Makmur menjadi sejarah panjang perjuangan umat Muslim, Seluruh umat Islam di daerah itu menyebut masjid tersebut dengan nama Masjid Cieh Raden Saleh atau Masjid Jami Cikini. Dahulu, bangunan masjid tak sekokoh sekarang. Pada 1840, material masjid dari bilik bambu dengan ukuran cukup besar itu berdiri tepat di sisi Kali Ciliwung dan bukan disini sempat terjadi Pemindahan lokasi masjid, terjadi ketika Raden Saleh meninggal pada 1880 karena tanah tersebut telah dijual kepada yayasan milik pemerintah Belanda yaitu Koningen Emma Stiching oleh tuan tanah keturunan Arab bernama Sayed Abdullah bin Alwi Alatas.


Konon, lokasi tempat berdirinya Masjid al-Makmur, Cikini yang terletak di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat ini, dulunya merupakan sebidang tanah kosong yang luas milik Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang dikenal dengan nama Raden Saleh. Ia seorang pribumi keturunan Jawa yang terkenal tidak hanya di Tanah Air, tetapi juga ke seluruh belahan Eropa.
.
Yang unik dari masjid ini, Waktu dipindah, masjid ini digotong oleh warga, sama pagar-pagarnya sekalian, bukan dibongkar terus dibikin lagi. Dan Beneran digotong, hanya saja sejarah tidak menuliskan berapa banyak yang menggotong masjid ini. Tapi menurut cerita, hampir semua warga Cikini membantu menggotong masjid,”



Tahun 1993, Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto menetapkan Masjid Jami Al-Makmur sebagai benda cagar budaya. Kini, masjid tidak hanya menjadi rumah ibadah, tetapi juga memiliki sekolah dan madrasah yang berada satu kompleks dengan masjid. Madrasah menerima siswa setingkat SD, SMP, dan SMA dan memberikan pelajaran di antaranya Al Quran, Hadis, Inadah Syari'ah, Fikih, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, serta Bahasa Arab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Lumping, Kesenian Unik Dari Tanah Jawa.

Kuda lumping merupakan salah satu kesenian yang berasal dari tanah Jawa. Pergelaran yang terdiri dari 4 fragmen tarian ini terasa menyeramkan bagi sebagian orang, tetapi merupakan salah satu kesenian yang cukup unik di Indonesia. Belum tercatat secara jelas asal-usulnya Kuda lumping dikenal juga dengan nama jaran kepang. Kesenian ini memperagakan sekelompok penari sedang menunggang kuda. Kuda yang digunakan bukanlah kuda asli, melainkan kuda buatan yang dibuat dari anyaman bambu yang disebut kepang. Anyaman ini dibuat sedemikian rupa, dihias dengan aneka kain serta warna, sehingga membentuk seekor kuda. Para penari yang menunggang kuda ini memerankan tokoh  prajurit. Sayangnya, belum ada asal-usul yang jelas mengenai tarian kuda lumping, bahkan kapan pertama kali kuda lumping diperagakan pun tidak tercatat. Pada 2012 yang lalu, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu, Bapak Mohammad Nuh mengatakan bahwa hal ini sangat disayangkan. Tidak tercatatnya kuda

Sekilas Tentang Perayaan Hari Kopi Internasional

IG @anakdolan Warga dunia kini memperingati hari kopi internasional setiap tanggal 1 Oktober. Apa itu hari kopi dan untuk apa dirayakan? Pada sebuah pertemuan tanggal 3-7 Maret 2014, Organisasi Kopi Internasional (ICO)  menyepakati untuk menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai hari kopi internasional. Namun perayaan pertamanya baru digelar setahun berikutnya di Milan, Italia. ICO adalah organisasi antar pemerintah yang mengurusi perdagangan kopi dunia. Lembaga ini beranggotakan 77 negara yang berkepentingan terhadap kopi dan puluhan asosiasi pedagang kopi. ICO mewakili 98% negara penghasil kopi dan 83 persen negara konsumen kopi. Dalam keterangan resminya, ICO menyatakan hari kopi internasional merupakan perayaan keragaman, kualitas, dan gairah untuk berbagi kecintaan pada minuman kopi. Perayaan ini juga bentuk dukungan kepada jutaan petani yang mata pencahariannya bergantung pada tanaman aromatik ini. Awal Mula Meski baru diperingati sejak tahun 2015, sejatinya masyarakat d

Uji Nyali di Jembatan Gantung yang Terpanjang di Indonesia

Photo IG @anakdolan Jembatan gantung di atas tajuk pepohonan (canopy trail) hutan tropis yang digadang-gadang terpanjang di Indonesia terdapat di Sukabumi, Jawa Barat. Tepatnya di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Situgunung, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit. Jembatan berkontruksi besi dan tapakan kayu itu dibangun sepanjang 240 meter dengan lebar 2 meter. Serta ketinggian dari permukaan tanah paling tinggi sekitar 146 meter. . Namanya jembatan Situ Gunung. Banyak Traveler mengunggahnya di media sosial, sehingga mengundang penasaran banyak orang. Dan Jembatan gantung ini merupakan akses untuk menuju Curug Sawer, salah satu curug yang ada di kawasan wisata Taman Nasional Situ Gunung. Akses menuju curug harus ditempuh dengan berjalan kaki melalui kawasan hutan di taman nasional ini dengan jarak tempuh sekitar kurang 1 jam. Untuk melewati jembatan ini kamu hanya perlu membeli tiket sebesar Rp 35.000, sudah termasuk tiket masuk kaw