Langsung ke konten utama

Perang Pandan, Sebuah Tantangan Untuk Menghormati Sang Dewa Perang



Sebuah tantangan dalam petualangan adalah hal yang sangat menarik, iya kan bro? Tantangan tersebut akan membuktikan seberapa dewasa, kuat, dan tangkasnya diri lo dalam menaklukannya. Tantangan adalah sebuah parameter, atau ukuran untuk diri lo, bro.
Nah, kali ini, Pulau Bali memberikan lo sebuah tantangan dalam petualangan di sana. Terletak di Desa Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali – sebuah tantangan sudah menunggu lo di sana. Tantangan yang membutuhkan kekuatan dan ketangkasan untuk melaluinya.

perkenalkan, sebuah tantangan yang patut lo coba sebagai petualang, Perang Pandan. Berpetualang di lokasi ini, belum lengkap kalau lo belum mencoba Perang Pandan. Perang Pandan kaya akan filosifi kehidupan, oleh karena itu, kekuatan dan ketangkasan tubuh lo diperlukan di sini.
Untuk melaksanakan Perang Pandan, masyarakat setempat biasanya memulai acara tersebut dengan iring-iringan benda-benda pusaka.

Para tetua adat setempat dan seluruh masyarakat yang mengikuti iringan tersebut, akan berkeliling desa menuju beberapa tempat yang bernilai sakral tinggi. Tujuan iringan pertama mereka adalah ke Pura utama yang ada di sana.
Sesampainya di Pura, para pembawa benda pusaka, seperti senjata, mereka akan menari dengan sendirinya di depan Pura tersebut. Seolah kerasukan, para penari bahkan bisa sampai menggoreskan atau menusukan benda dan senjata pusaka tersebut ke tubuh mereka.
Namun, inilah daya tarik dari Perang Pandan, mau sekeras apapun pusaka tersebut ditusuk atau digoreskan ke si pembawanya, mereka tidak akan terluka sedikit apapun. Bahkan, mereka menari sampai menutup mata dan terlihat sangat khusyuk.
Iringan pusaka ini akan terus berlangsung ke beberapa tempat selain Pura utama tadi, bro. Kalau lo ikut iringan ini, lo akan dibawa ke beberapa tempat lainnya seperti bangunan yang disebut ‘Bale’. Sama seperti yang di Pura, para pembawa pusaka juga akan menari seperti sebelumnya.
Kemudian, setelah itu, mereka akan berkumpul di suatu tempat, para peserta Perang Pandan akan duduk melingkar arena, dan mereka bersiap untuk mengadu kekuatan dan ketangkasan mereka. Bro, sebelum lanjut ke sana. Apakah lo tahu dasar dari Perang Pandan itu apa?

Perang Pandan, Sebuah Penghormatan Untuk Dewa Indra

 



Masyarakat Desa Tenganan mayoritas memeluk agama Hindu, dan mereka mengagungkan Dewa Indra sebagai Dewa Tertinggi di kepercayaan mereka. Menurut kepercayaan tersebut, Dewa Indra adalah dewa perang.
Oleh karena itu, Perang Pandan adalah salah satu wujud bersyukur serta terima kasih mereka terhadap Dewa Indra. Para tetua di Desa Tenganan percaya bahwa desa yang mereka tempati adalah hadiah dari Dewa Indra, bahkan seluruh kehidupan yang mereka punyai sekarang, adalah pemberian dari Dewa Indra.
Perang Pandan biasanya diadakah setelah masa panen sudah selesai. Di situlah mereka merasa harus bersyukur terhadap keyakinan mereka atas apapun yang mereka sudah dapat. Pertanda Perang Pandan akan dimulai adalah dari setiap para petarung mem



Masuk ke peperangan sebenarnya, para peserta atau petarung yang sudah siap akan langsung berdiri di arena. Kalau petarung dinilai mempunyai lawan yang tidak seimbang, baru nanti akan dicarikan lawan yang seimbang. Pertarung ini tidak mempunyai jadwal para petarung, yang sudah siap, bisa naik ke panggung.
Tidak ada pukulan, tidak ada tendangan, serangan yang dilakukan hanyalah sabetan menggunakan kumpulan daun pandan yang berduri. Bertahan pun hanya menggunakan tameng yang terbuat dari anyaman. Punggung lawan adalah sasaran bagi setiap petarung.
Tidak heran setelah melakukan Perang Pandan, banyak punggung yang terluka karena sabetan pandan berduri tersebut. Bagian leher dan ketiak adalah bagian tersulit, namun favorit para petarung. Kalau salah satu sudah bisa mengenai leher atau ketiak lawan, bisa sudah dianggap menjadi pemenang.
Perang Pandan hanya berlangsung satu sampai dua menit saja. Perang Pandan dinyatakan selesai jika salah satu petarung sudah dinilai tidak bisa mengikuti pertarungan lagi, atau durasi pertarungannya habis.
Selain warga desa Tenganan yang boleh ikut Perang Pandan, masyarakat umum pun boleh mengikutinya. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak para petualang baik lokal dan mancanegara yang menunggu giliran untuk ikut Perang Pandan, dan ini termasuk lo, bro!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuda Lumping, Kesenian Unik Dari Tanah Jawa.

Kuda lumping merupakan salah satu kesenian yang berasal dari tanah Jawa. Pergelaran yang terdiri dari 4 fragmen tarian ini terasa menyeramkan bagi sebagian orang, tetapi merupakan salah satu kesenian yang cukup unik di Indonesia. Belum tercatat secara jelas asal-usulnya Kuda lumping dikenal juga dengan nama jaran kepang. Kesenian ini memperagakan sekelompok penari sedang menunggang kuda. Kuda yang digunakan bukanlah kuda asli, melainkan kuda buatan yang dibuat dari anyaman bambu yang disebut kepang. Anyaman ini dibuat sedemikian rupa, dihias dengan aneka kain serta warna, sehingga membentuk seekor kuda. Para penari yang menunggang kuda ini memerankan tokoh  prajurit. Sayangnya, belum ada asal-usul yang jelas mengenai tarian kuda lumping, bahkan kapan pertama kali kuda lumping diperagakan pun tidak tercatat. Pada 2012 yang lalu, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu, Bapak Mohammad Nuh mengatakan bahwa hal ini sangat disayangkan. Tidak tercatatnya kuda

Makna Gebogan dalam Tradisi Hindu di Bali.

Saat kamu berkunjung ke Bali  pasti kamu pernah melihat perempuan Bali yang membawa buah-buahan di atas kepalanya? Ya, itu adalah gebogan. Gebongan atau biasa juga disebut dengan Pajegan adalah suatu bentuk persembahan berupa susunan dan rangkaian buah buahan, jajanan dan bunga yang dikreasikan oleh umat Hindu di Bali. Jenis buah dan jajanan biasanya berinovasi mengikuti perkembangan zaman, jadi apa yang kita makan itulah yang kita persembahkan.       Makna atau filosofi banten gebogan juga terlihat dari bentuknya yang menjulang seperti gunung, makin ke atas makin mengerucut (lancip), dan di atasnya juga diletakkan canang dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti ke hadapan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Gebogan biasanya diusung oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura saat upacara piodalan atau upacara dewa yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa U

Berebut 1000 anak tangga Bromo dan mengenal Alam indah nya Budaya Bromo.

@anakdolan Gunung bromo adalah salah satu gunung yang berada di Jawa Timur. Gunung bromo tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja melainkan juga sudah menjadi agenda kunjungan wisata bagi masyarakat dunia. Gunung bromo tidak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena pemandangannya yang begitu menakjubkan nan eksotis. Bahkan wisatawan sengaja tinggal untuk beberapa hari disana karena merasa betah akan keelokan alamnya dan keramahan serta budaya masyarakatnya. Tapi yang bikin seru di tempat ini, pada saat liburan gunung Bromo menjadi ramai pengunjung yang bikin unik macetnya anak tangga gunung ini  1000 anak tangga di kawah gunung bromo ini menjadi Ritual kebiasaan untuk melihat indahnya kawah gunung Bromo. Hal seperti ini hampir setiap hari terjadi gmna tidak anak tangga ini jalan satu2 nya untuk menuju kawah gunung bromo disamping itu banyak orang tua atau lanjut umur kuat naik ke kawah bromo tersebut.Seru!! kan